Ahad, Julai 31, 2011
buluh itu menusuk
Seorang remaja berusia 13 tahun berasal dari Virginia, Amerika Syarikat,
terselamat setelah lehernya tertusuk buluh.
Remaja bernama Dez Heal sedang bermain-main dengan temannya dan
berperanan sebagai ninja dan ia menyimpan buluh itu di dalam baju kaosnya.
Ketika ia melompat buluh itu menusuk tepat di leher sebelah kanannya.
Meski buluh itu dikeluarkan lima jam selepas kejadian, namun Heal tidak
mengalami risiko apapun. Seorang doktor Paul Pepe, mengatakan buluh itu
tidak boleh dikeluarkan kecuali mereka yang ahli. “Jika tidak ia akan
memutuskan artileri maka kemungkinan darah akan banyak keluar,”
kata doktor yang berjawatan sebagai ketua jabatan kecemasan di University
of Texas Southwestern Medical Center.
Ahad, Julai 24, 2011
Pemakaian gelang
Larangan memakai gelang tangan wlpun untuk tujuan kesihatan, telah ditegaskan oleh Rasullulah s.a.w .: Hadis Imran bin Hussein r.a., bahawasanya Rasullulah s.a.w. telah melihat pergelangan tangan seorang lelaki yang memakai gelang yang diperbuat daripada tembaga, maka baginda bertanya kepada lelaki berkenaan.
"Apakah bendanya ini"?
"Apakah bendanya ini"?
Lelaki itu berkata,"Ia adalah gelang perubatan".
Rasullulalah bersabda,"Sesungguhnya benda itu tidak memberi apa-apa(faedah wlpun utk tujuan perubatan),buangkan benda itu drp. diri anda, jika sekiranya anda mati dan benda itu ada pada diri anda, maka anda tidak akan berjaya (selamat) untuk selama-lamanya." Hadis Sahih yg ke-19,885 Riwayat Imam Ahmad.
Rasullulalah bersabda,"Sesungguhnya benda itu tidak memberi apa-apa(faedah wlpun utk tujuan perubatan),buangkan benda itu drp. diri anda, jika sekiranya anda mati dan benda itu ada pada diri anda, maka anda tidak akan berjaya (selamat) untuk selama-lamanya." Hadis Sahih yg ke-19,885 Riwayat Imam Ahmad.
Selasa, Julai 19, 2011
Qarin dan Mayat Hidup
Apa Itu Qorin ?
Telah diteguhkan didalam syariat bahwa setiap manusia memiliki Qarin yang
berasal dari setan-setan. Firman Allah swt :
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِن كَانَ فِي ضَلَالٍ
بَعِيدٍ
Artinya : “Qorinnya (yang mendampinginya) berkata (pula): "Ya Tuhan Kami,
aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
(QS. 50 : 27)
Al Qurthubi menyebutkan bahwa Qorin didalam ayat itu adalah setan. Al
Mahdawi menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal ini.
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud berkata :
Rasulullah *shallallahu 'alaihi wa salam* bersabda: "Tidaklah seorang pun
dari kalian melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin." Mereka
bertanya: Anda juga, wahai Rasulullah? beliau menjawab: "Aku juga, hanya
saja Allah membantuku mengalahkannya lalu ia masuk Islam, tidaklah ia
memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan."
Muslim meriwayatkan juga dari Aisyah bahwa Rasulullah *shallallahu 'alaihi
wa sallam* keluar dari kediamannya pada suatu malam. Aisyah berkata: Aku
merasa cemburu pada beliau lalu beliau datang dan melihat apa yang aku
lakukan. Beliau bertanya: "Kenapa engkau, wahai Aisyah?" aku menjawab: Orang
sepertiku mengapa tidak menyemburui orang seperti anda? Rasulullah *shallallahu
'alaihi wa sallam* bersabda: "Apa setanmu mendatangimu?" Aisyah bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah ada setan menyertaiku? Beliau menjawab: "Ya."
Aisyah bertanya: Juga menyertai semua manusia? Beliau menjawab: "Ya." Ia
bertanya: Menyertai anda juga? Beliau menjawab: "Ya, hanya saja Rabbku
menolongku mengalahkannya hingga ia telah Islam."
Maksud dari Qorin adalah setan yang mendampingi anak Adam serta berusaha
sekuat tenaga untuk menyesatkannya dari jalan yang lurus. Tidak mungkin
seorang muslim mampu menguasai qorinnya itu serta memasukkannya kedalam
islam karena Allah swt telah menjadikan ia sebagai ujian bagi seorang hamba
agar diketahui mana orang yang beriman dan mana yang selainnya.
Qorin Nabi *shallallahu 'alaihi wa sallam* tidaklah beriman dan menjadi
muslim menurut pendapat yang kuat dari para ahli ilmu. Sesungguhnya Qorin
itu telah menyerahkan diri dan tunduk kepada beliau.
Sabda Rasulullah *shallallahu 'alaihi wa sallam*: terdapat riwayat dengan me
*rafa’* (dhamah) huruf mim dan me*nashab*kan (fathah). Dan jika ia
*dhommah*maka ia menjadi
*fi’il mudhore* sehingga maknanya : Aku selamat dari kejahatan dan
fitnahnya. Sedangkan apabila ia dengan fathah maka ia menjadi *fi’il
madhi*yang memiliki dua makna :
Bahwa jin itu telah islam dan masuk kedalam agama islam.
Bahwa ia telah islam maknanya adalah berserah diri dan tunduk.
Sebagaimana terdapat riwayat seperti ini di selain “Shahih Muslim”
sebagaimana dikatakan Nawawi didalam “Syarh” nya.
Sementara Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah lebih menguatkan pendapat bahwa Qorin
Nabi Muhammad *shallallahu 'alaihi wa sallam* tidaklah masuk Islam, dia
mengatakan bahwa ia (qorin) itu telah berserah diri dan tunduk. Ibnu
‘Uyainah meriwayatkan “Fa Aslamu” dengan *dhammah* dan ia mengatakan bahwa
sesungguhnya setan itu tidak muslim sementara perkataannya diriwayat lainnya
: Maka ia (qorin) itu tidaklah memerintahkanku kecuali kebaikan, menunjukkan
bahwa ia tidak lah memerintahkannya kepada kejahatan, inilah keislamannya,
walau itu hanyalah sebuah kiasan tentang ketundukannya bukan tentang
keimanannya kepada Allah.
Sebagaimana seseorang yang memaksa musuhnya yang nyata lalu memenjarakanya,
dan sungguh musuhnya yang dipaksa mengetahui bahwa orang yang memaksa itu
tidak akan meneriman segala hal yang menunjukkan kepada kejahatan bahkan ia
akan diberikan sangsi olehnya maka ditengah keterpaksaannya bersamanya maka
ia tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali kebaikan dikarenakan ketundukan
dan kelemahannya bukan karena kebaikan diri dan agamanya. Oleh karena itu
Nabi *shalallahu ‘alaihi wa sallam* bersabda” hanya saja Allah membantuku
mengalahkannya maka tidaklah ia memerintahkanku kecuali kebaikan.”
Yang pasti bahwa setiap muslim diharuskan untuk melawan setan ini, inilah
yang dituntut darinya menurut syariat, dan ini adalah perkara yang
disanggupinya. Qorin ini terkadang membisikan kejahatan karena itu terdapat
perintah untuk meminta perlindungan terhadapa kejahatan bisikanna didalam
surat an Naas.
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ﴿٥﴾
مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ ﴿٦﴾
Artinya : “Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan
manusia.” (QS. An Naas : 4 – 6)
Terkadang dengan menjadikannya lupa terhadap kebaikan, firman Allah swt :
فَأَنسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ
Artinya : “Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf)
kepada tuannya.” (QS.Yusuf : 42)
Terkadang memberikan janji-janji dan angan-anagan. Firman Allah swt :
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُورًا
Artinya : “Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak
menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (QS. An Nisaa : 120)
Terkadang dengan membisikan rasa takut kedalam hati. Firman Allah swt :
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ
Artinya : “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang
menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyik).” (QS. Ali
Imran : 175)
Oleh karena itu mintalah pertolongan kepada Allah dalam melawannya dan
mengalahkannya. (Markaz al Fatwa No. 16408)
*Sosok Menyerupai Orang yang Sudah Meninggal*
Badaruddin asy Syubliy mengatakan bahwa Jin memiliki kemampuan terbang,
membentuk dirinya dalam bentuk manusia dan hewan, ikan, ular, onta, sapi,
kambing, kuda, peranakan kuda dan keledai, keledai, burung dan manusia,
sebagaimana pernah datang setan menemui orang-orang Quraisy dalam rupa
Suraqah bin Malik bin Ju’tsam tatkala mereka hendak keluar menuju Badar.
Allah swt berfirman :
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لاَ غَالِبَ لَكُمُ
الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَّكُمْ فَلَمَّا تَرَاءتِ
الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكُمْ إِنِّي
أَرَى مَا لاَ تَرَوْنَ إِنِّيَ أَخَافُ اللّهَ وَاللّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ
﴿٤٨﴾
Artinya : “Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan
mereka dan mengatakan: "tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang
terhadapmu pada hari ini, dan Sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu".
Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling Lihat melihat
(berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya
saya berlepas diri daripada kamu, Sesungguhnya saya dapat melihat apa yang
kamu sekalian tidak dapat melihat; Sesungguhnya saya takut kepada Allah".
dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al Anfal : 48)
Dan sebagaimana diriwayatkan bahwa dia menyerupai seorang kakek dari Najd
tatkala mereka berkumpul di “Daarun Nadwah” untuk bermusyawarah tentang
permasalahan Rasulullah *shalallahu ‘alaihi wa sallam* apakah mereka akan
membunuhnya atau memenjarakannya atau mengusirnya.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy bahwa di Madinah terdapat sekelompok
jin yang telah masuk Islam. Maka barang siapa yang melihat sesuatu yang aneh
dari sekelompok jin-jin ini, beri izinlah dia untuk tinggal selama tiga
hari. Jika sesudah tiga dia masih nampak, maka bunuhlah. Karena dia adalah
setan." (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Juz II hal 5545)
Dari penjelasan diatas tampak bahwa jin diberikan kemampuan untuk menyerupai
berbagai bentuk termasuk bentuk manusia baik yang masih hidup maupun sudah
meninggal kecuali menyerupai Rasulullah *shalallahu ‘alaihi wa sallam*,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmdizi dari Abdullah bin Mas’ud
Rasulullah *shalallahu ‘alaihi wa sallam* bersabda,”Barangsiapa yang
melihatku disaat tidur maka sungguh dia telah melihatku. Sesungguhnya setan
tidak bisa menyerupaiku.” (HR, Tirimidzi, dia berkata ini adalah hadits
hasan shahih)
Dengan demikian bentuk yang menyerupai seorang yang sudah meninggal adalah
setan dari golongan jin. Lalu apakah ia adalah qorinnya dari golongan jin
ataukah jin yang lainnya? *Wallahu A’lam* karena hal ini termasuk kedalam
permasalahan ghaib yang membutuhkan dalil-dalil yang berasal dari wahyu
Allah swt.
sumber: eramuslim.com
Telah diteguhkan didalam syariat bahwa setiap manusia memiliki Qarin yang
berasal dari setan-setan. Firman Allah swt :
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِن كَانَ فِي ضَلَالٍ
بَعِيدٍ
Artinya : “Qorinnya (yang mendampinginya) berkata (pula): "Ya Tuhan Kami,
aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
(QS. 50 : 27)
Al Qurthubi menyebutkan bahwa Qorin didalam ayat itu adalah setan. Al
Mahdawi menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal ini.
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud berkata :
Rasulullah *shallallahu 'alaihi wa salam* bersabda: "Tidaklah seorang pun
dari kalian melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin." Mereka
bertanya: Anda juga, wahai Rasulullah? beliau menjawab: "Aku juga, hanya
saja Allah membantuku mengalahkannya lalu ia masuk Islam, tidaklah ia
memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan."
Muslim meriwayatkan juga dari Aisyah bahwa Rasulullah *shallallahu 'alaihi
wa sallam* keluar dari kediamannya pada suatu malam. Aisyah berkata: Aku
merasa cemburu pada beliau lalu beliau datang dan melihat apa yang aku
lakukan. Beliau bertanya: "Kenapa engkau, wahai Aisyah?" aku menjawab: Orang
sepertiku mengapa tidak menyemburui orang seperti anda? Rasulullah *shallallahu
'alaihi wa sallam* bersabda: "Apa setanmu mendatangimu?" Aisyah bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah ada setan menyertaiku? Beliau menjawab: "Ya."
Aisyah bertanya: Juga menyertai semua manusia? Beliau menjawab: "Ya." Ia
bertanya: Menyertai anda juga? Beliau menjawab: "Ya, hanya saja Rabbku
menolongku mengalahkannya hingga ia telah Islam."
Maksud dari Qorin adalah setan yang mendampingi anak Adam serta berusaha
sekuat tenaga untuk menyesatkannya dari jalan yang lurus. Tidak mungkin
seorang muslim mampu menguasai qorinnya itu serta memasukkannya kedalam
islam karena Allah swt telah menjadikan ia sebagai ujian bagi seorang hamba
agar diketahui mana orang yang beriman dan mana yang selainnya.
Qorin Nabi *shallallahu 'alaihi wa sallam* tidaklah beriman dan menjadi
muslim menurut pendapat yang kuat dari para ahli ilmu. Sesungguhnya Qorin
itu telah menyerahkan diri dan tunduk kepada beliau.
Sabda Rasulullah *shallallahu 'alaihi wa sallam*: terdapat riwayat dengan me
*rafa’* (dhamah) huruf mim dan me*nashab*kan (fathah). Dan jika ia
*dhommah*maka ia menjadi
*fi’il mudhore* sehingga maknanya : Aku selamat dari kejahatan dan
fitnahnya. Sedangkan apabila ia dengan fathah maka ia menjadi *fi’il
madhi*yang memiliki dua makna :
Bahwa jin itu telah islam dan masuk kedalam agama islam.
Bahwa ia telah islam maknanya adalah berserah diri dan tunduk.
Sebagaimana terdapat riwayat seperti ini di selain “Shahih Muslim”
sebagaimana dikatakan Nawawi didalam “Syarh” nya.
Sementara Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah lebih menguatkan pendapat bahwa Qorin
Nabi Muhammad *shallallahu 'alaihi wa sallam* tidaklah masuk Islam, dia
mengatakan bahwa ia (qorin) itu telah berserah diri dan tunduk. Ibnu
‘Uyainah meriwayatkan “Fa Aslamu” dengan *dhammah* dan ia mengatakan bahwa
sesungguhnya setan itu tidak muslim sementara perkataannya diriwayat lainnya
: Maka ia (qorin) itu tidaklah memerintahkanku kecuali kebaikan, menunjukkan
bahwa ia tidak lah memerintahkannya kepada kejahatan, inilah keislamannya,
walau itu hanyalah sebuah kiasan tentang ketundukannya bukan tentang
keimanannya kepada Allah.
Sebagaimana seseorang yang memaksa musuhnya yang nyata lalu memenjarakanya,
dan sungguh musuhnya yang dipaksa mengetahui bahwa orang yang memaksa itu
tidak akan meneriman segala hal yang menunjukkan kepada kejahatan bahkan ia
akan diberikan sangsi olehnya maka ditengah keterpaksaannya bersamanya maka
ia tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali kebaikan dikarenakan ketundukan
dan kelemahannya bukan karena kebaikan diri dan agamanya. Oleh karena itu
Nabi *shalallahu ‘alaihi wa sallam* bersabda” hanya saja Allah membantuku
mengalahkannya maka tidaklah ia memerintahkanku kecuali kebaikan.”
Yang pasti bahwa setiap muslim diharuskan untuk melawan setan ini, inilah
yang dituntut darinya menurut syariat, dan ini adalah perkara yang
disanggupinya. Qorin ini terkadang membisikan kejahatan karena itu terdapat
perintah untuk meminta perlindungan terhadapa kejahatan bisikanna didalam
surat an Naas.
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ﴿٥﴾
مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ ﴿٦﴾
Artinya : “Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan
manusia.” (QS. An Naas : 4 – 6)
Terkadang dengan menjadikannya lupa terhadap kebaikan, firman Allah swt :
فَأَنسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ
Artinya : “Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf)
kepada tuannya.” (QS.Yusuf : 42)
Terkadang memberikan janji-janji dan angan-anagan. Firman Allah swt :
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُورًا
Artinya : “Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak
menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (QS. An Nisaa : 120)
Terkadang dengan membisikan rasa takut kedalam hati. Firman Allah swt :
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ
Artinya : “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang
menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyik).” (QS. Ali
Imran : 175)
Oleh karena itu mintalah pertolongan kepada Allah dalam melawannya dan
mengalahkannya. (Markaz al Fatwa No. 16408)
*Sosok Menyerupai Orang yang Sudah Meninggal*
Badaruddin asy Syubliy mengatakan bahwa Jin memiliki kemampuan terbang,
membentuk dirinya dalam bentuk manusia dan hewan, ikan, ular, onta, sapi,
kambing, kuda, peranakan kuda dan keledai, keledai, burung dan manusia,
sebagaimana pernah datang setan menemui orang-orang Quraisy dalam rupa
Suraqah bin Malik bin Ju’tsam tatkala mereka hendak keluar menuju Badar.
Allah swt berfirman :
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لاَ غَالِبَ لَكُمُ
الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَّكُمْ فَلَمَّا تَرَاءتِ
الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكُمْ إِنِّي
أَرَى مَا لاَ تَرَوْنَ إِنِّيَ أَخَافُ اللّهَ وَاللّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ
﴿٤٨﴾
Artinya : “Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan
mereka dan mengatakan: "tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang
terhadapmu pada hari ini, dan Sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu".
Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling Lihat melihat
(berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya
saya berlepas diri daripada kamu, Sesungguhnya saya dapat melihat apa yang
kamu sekalian tidak dapat melihat; Sesungguhnya saya takut kepada Allah".
dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al Anfal : 48)
Dan sebagaimana diriwayatkan bahwa dia menyerupai seorang kakek dari Najd
tatkala mereka berkumpul di “Daarun Nadwah” untuk bermusyawarah tentang
permasalahan Rasulullah *shalallahu ‘alaihi wa sallam* apakah mereka akan
membunuhnya atau memenjarakannya atau mengusirnya.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy bahwa di Madinah terdapat sekelompok
jin yang telah masuk Islam. Maka barang siapa yang melihat sesuatu yang aneh
dari sekelompok jin-jin ini, beri izinlah dia untuk tinggal selama tiga
hari. Jika sesudah tiga dia masih nampak, maka bunuhlah. Karena dia adalah
setan." (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Juz II hal 5545)
Dari penjelasan diatas tampak bahwa jin diberikan kemampuan untuk menyerupai
berbagai bentuk termasuk bentuk manusia baik yang masih hidup maupun sudah
meninggal kecuali menyerupai Rasulullah *shalallahu ‘alaihi wa sallam*,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmdizi dari Abdullah bin Mas’ud
Rasulullah *shalallahu ‘alaihi wa sallam* bersabda,”Barangsiapa yang
melihatku disaat tidur maka sungguh dia telah melihatku. Sesungguhnya setan
tidak bisa menyerupaiku.” (HR, Tirimidzi, dia berkata ini adalah hadits
hasan shahih)
Dengan demikian bentuk yang menyerupai seorang yang sudah meninggal adalah
setan dari golongan jin. Lalu apakah ia adalah qorinnya dari golongan jin
ataukah jin yang lainnya? *Wallahu A’lam* karena hal ini termasuk kedalam
permasalahan ghaib yang membutuhkan dalil-dalil yang berasal dari wahyu
Allah swt.
sumber: eramuslim.com
Isnin, Julai 18, 2011
wajah-wajah yang baru kukenal
Aku masih buta
mengenal wajah-wajahmu
Aku masih lupa
mengenal nama-namamu
Aku tak pernah
melihatnya
yang cantik
garang
yang unik ini
Aku patut dipersalahkan
atau
aku tidak pernah dikenalkan.
Selasa, Julai 12, 2011
Langgan:
Catatan (Atom)