Rabu, September 24, 2008
APA MAKSUDNYA
Ahli bijaksana berdialog dengan anaknya lalu berkata:
Ahli bijaksana: “Apakah kebenaran itu, wahai anakku?”
Anaknya menjawab: “menolak kemungkaran dengan maaruf.”
Ahli bijaksana: “Apakah kemuliaan itu?”
Anaknya menjawab: Menghidupkan persahabatan dan baik perangai”
Ahli bijaksana: “Apakah tolak Ansur itu?”
Anaknya menjawab: “Memberi pada waktu kesusahan dan kesenangan.”
Ahli bijaksana: “Apakah kezaliman itu?”
Anaknya menjawab:”penghinaan seseorang kepada orang lain.”
Ahli bijaksana: “Apakah pengecut itu?”
Anaknya menjawab:”Penghinaan seseorang kepada dirinya.”
Ahli bijaksana: “Apakah kekayaan itu?”
Anaknya menjawab:”Keredhaan diri atas ketentuan Allah sekalipun sedikit.”
Ahli bijaksana: “Apakah kebijaksaan itu?”
Anaknya menjawab:” menahan marah dan menguasai diri.”
Ahli bijaksana: “Apakah kebenaran itu, wahai anakku?”
Anaknya menjawab: “menolak kemungkaran dengan maaruf.”
Ahli bijaksana: “Apakah kemuliaan itu?”
Anaknya menjawab: Menghidupkan persahabatan dan baik perangai”
Ahli bijaksana: “Apakah tolak Ansur itu?”
Anaknya menjawab: “Memberi pada waktu kesusahan dan kesenangan.”
Ahli bijaksana: “Apakah kezaliman itu?”
Anaknya menjawab:”penghinaan seseorang kepada orang lain.”
Ahli bijaksana: “Apakah pengecut itu?”
Anaknya menjawab:”Penghinaan seseorang kepada dirinya.”
Ahli bijaksana: “Apakah kekayaan itu?”
Anaknya menjawab:”Keredhaan diri atas ketentuan Allah sekalipun sedikit.”
Ahli bijaksana: “Apakah kebijaksaan itu?”
Anaknya menjawab:” menahan marah dan menguasai diri.”
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan