“Amma Ba’d,
Sesungguhnya dunia ini adalah seabuah rumah yang busuk. Sesungguhnya bukan rumah tempat berteduh. Adam diturunkan ke sini sebagai seksaan.
Takutlah PadaNya, Wahai Aminrul Mukminin. Bekalan untuk Akhirat adalah dengan meninggalkannya. Kaya harta bererti fakir kepadaNya. Setiap waktu ia membunuh. Menghina orng yang memulaikannya. Membuat fakir orang yang mengumpulkannya. Ia racun yang diteguk oleh orang yang tidak mengetahuinya sehingga ia mati olehnya.
Hendaklah di situ engkau sebagai orang yang hendak mengubati lukanya. Menahan sedikit kepanasan takut bencana itu berpanjangan. Sabar atas pahitnya ubat kerana tidak ingin sakit berlama-lama.
Waspadalah, inilah tempat pengkhianat yang dengan pintarnya menipu, memfitnah dan memasang jerat. Mencumbu pelamanya bagai pengantin saja, membuat mata memandang, hati melayang dan jiwa pun rindu padanya.
Ia menglhiamat semua suaminya yang dalu dan tidak setia pada dengan suaminya yang kini. Ketika orang arif mengetahui halnya pasti akan menjauhinya. Adapun orng yang merindukannya pasti akan mabuk kepayang dan lupa daratan.
Ia asyik bercumbu dengannya hingga langkahnya terhenti dan penyesalannya amat mendalam, menunggu datangnya ajal, sakitnya sakaratul maut dan di dalam kerugian,Dia tidak menemukan apa-apa yang dicari, tidak mengereti akan kelelahan. Dia meninggalkan tanpa bekalan.
Takutlah ia Wahai Amirul Mukminin!
Ambillah secukupnya!
Takutlah menjadi hambanya.Pemilik dunia ketika mengharapkan kebahgiaan tetapi dapat kesedihan. Ancamannya hanya gertakan saja. Janjinya hanay palsu saja. Akhirnya kemakmurannya adalah bencana dan kekalannya menuju kepada fana. Kebahgiaannya adalah perangkap kedukaan di mana orang tidak boleh maju atau mundur. Lalu ia melihat kankinya itu bohong, angan-angannya kosong, kebersihannya kotor dan kehidupannya menyusahkan.”
Sumber: Dari Iman Al Ghazali bukunya Mukasyaraf Al Qulub”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan